Inilah Cara menulis
artikel agar banyak yang baca - Gara-gara
semakin populernya dunia blogging, banyak orang yang tertarik untuk membuat
artikel.
Membuat artikel itu
sepertinya gampang…tinggal ngetik. Tapi jangan anggap remeh. Membuat
artikel yang menarik itu tidak mudah.Apalagi untuk website!
Website tidak sama dengan
buku. Saat orang-orang browsing website, mereka biasanya tidak suka
baca artikel yang terlalu panjang dan terlalu bertele-tele isinya.
Inilah masalah
terbesar dari pemilik website dan blog.
Sudah capek-capek
bikin artikel Tidak ada yang baca sampai selesai…
Lalu tidak ada yang
berkunjung ke websitenya…
Akhirnya artikel
mereka gagal mendapatkan peringkat di Google. Meskipun sudah belajar yang namanya SEO.
Tapi jangan khawatir,
ada solusinya.
Di dalam panduan ini
saya akan mengajarkan anda bagaimana cara menulis artikel yang tidak
membosankan bagi pengunjung website.
Mari kita mulai.
0.
Lupakan SEO
Kalau anda baca di
situs-situs lain, katanya supaya website kita banyak yang baca, maka artikelnya
harus dioptimasi untuk mesin pencari atau SEO.
Istilahnya “artikel
SEO-friendly”.
Sayangnya, konsep ini
sudah ketinggalan jaman.
Yang terjadi justru
sebaliknya.
Mereka yang
mengaplikasikan teknik SEO (jadul) justru gagal, dan mereka yang melupakan SEO
ketika menulis artikel justru mendapatkan peringkat tinggi.
Gila kan?
Ini karena mereka yang
fokus dengan SEO secara tidak sadar malah membuat artikel untuk mesin.
Artikel yang tidak menarik dibaca oleh manusia.
Oleh karena
itu, dalam panduan ini saya mengajak anda untuk melupakan SEO-friendly dan
fokus ke “human-friendly”.
Dulu, yang kita anggap sebagai artikel SEO adalah
yang seperti ini:
1.
Memiliki keyword density
sekian persen
2.
Panjang minimal
300/500 kata
3.
Bold, underline,
italic di setiap keyword
4.
Keyword di judul,
paragraf pertama, paragraf terakhir
5.
Keyword di meta
description
6.
Menggunakan subheader
(h2-h6) yang berisi keyword
Tapi sekarang…lupakan
semua aturan tadi.
Ini alasannya:
Google menggunakan perilaku manusia untuk menentukan
peringkat di hasil pencarian
Bingung?
Maksud saya begini…
…ketika kita (manusia)
membaca artikel, kita tahu jelas bedanya antara yang bagus dan jelek.
Artikel yang bagus
biasanya dibaca dalam waktu lama, sering direkomendasikan kepada orang lain,
dan pembaca tidak perlu mencari artikel yang lain lagi.
Google bisa
menerjemahkan perilaku ini menjadi data.
Data perilaku inilah
yang digunakan untuk menentukan peringkat.
Makanya saya bilang
Google menggunakan perilaku manusia.
Sudah dapat maksudnya?
Ini gambarnya supaya
agak lebih jelas lagi:
Mari kita
balik lagi ke 6 aturan jadul di atas…
Anggaplah anda menulis
buku.
Buku fisik, bukan
website.
Apakah menggunakan
banyak bold, italic, underline, dan keyword density tertentu bisa membuat buku
anda jadi lebih menarik?
Mestinya tidak
berpengaruh.
Emangnya iya kalau
kita nulis kata ABC sekian kali lalu artikelnya tiba-tiba jadi lebih menarik?
Nggak logis…
Justru
kalau menggunakan suatu kata secara berlebihan malah akan membuat
manusia yang membaca artikel anda jadi lebih terganggu.
Akibatnya, mereka
tidak jadi baca.
Nah, karena kita sudah
tahu bahwa artikel di website SAMA dengan artikel di buku (sama-sama dinilai
oleh manusia) maka caranya mesti sama.
Anda harus melupakan
teknik SEO jadul dan fokus kepada manusia.
Itulah artikel yang
akan bisa jadi viral, dibaca banyak orang, dan mendapatkan peringkat tinggi di
mesin pencari.
Inilah caranya.
1. Pelajari
karakter calon pembaca
Beda topik, peminatnya
juga beda.
Anak muda, dewasa,
mayoritas pria, mayoritas wanita, dan lain-lain.
Misalnya artikel
tentang “keuangan” mungkin pembacanya usia 25 ke atas, ya kan?
Lalu artikel mengenai game peminatnya lebih muda.
Jadi cara nulisnya
juga beda.
Repot ya…
…Untuk apa sih kita
mesti mempelajari karakter?
Tujuannya supaya anda
bisa menyesuaikan isi artikel terutama gaya penulisan dengan karakter pembaca
anda.
Dengan kata lain:
Supaya artikel anda
enak dibaca.
Supaya pembaca tidak
bosan.
Contohnya, kalau
pembaca anda mayoritas anak muda, anda gunakan bahasa yang lebih santai. Kalau
anda kaku, maka mereka bakal merasa aneh.
Kalau sudah begitu,
mereka akan pergi.
Ada satu hal lagi,
anda tidak harus menulis sesuai EYD seperti yang diajarkan bu guru di sekolah.
Yang penting
enak dibaca.
Mari kita balik ke
karakter pembaca…
Untuk mengetahui
demografi pembaca website, anda bisa lihat dari beberapa media berikut:
1.
Google Analytics
(Audience > Demographics > Overview)
2.
Situs komunitas dimana
orang-orang yang antusias terhadap topik anda berkumpul.
2.
Pancing pembaca dengan judul yang menarik
Tahukah anda…kalau ada
100 orang yang mampir ke website anda, 80 orang akan membaca judul artikelnya.
Tapi hanya 20 orang
yang lanjut baca isinya.
Parah ya.
Artinya anda
kehilangan potensi pembaca yang sangat besar.
Coba kita ingat
kembali ketika melakukan pencarian di Google. Apa yang membuat kita memilih
salah satu website?
Judulnya…ya kan?
Jadi pertempuran kita
dimulai dari judul.
Kalau artikelnya bagus,
sebagus apapun, kalau judulnya jelek maka tidak akan ada yang membaca.
Satu hal lagi:
Kalau kita bicara
rangking. Judul juga salah satu faktor terbesar yang akan membuat
peringkat artikel anda di Google jadi tinggi.
Google mengikuti
perilaku manusia…
Manusia akan mengeklik
judul yang lebih menarik…
Maka kalau
manusia menganggap artikel kedua lebih baik, maka Google akan menaikkan
peringkat artikel tersebut jadi ke peringkat satu.
Itu logikanya, sekarang
kita lihat caranya.
Misalkan kalau
anda search di Google dengan kata kunci “cara mengusir lalat”, kemudian di
peringkat 1-3 ada artikel berjudul seperti ini:
1.
5 Cara Mengusir Lalat
2.
5 Cara Praktis untuk
Mengusir Lalat dari Rumah dalam 30 Menit
3.
Tutorial Tips Cara
Mengusir Lalat Secara Alami Terbaru Terlengkap
Judul artikel
pertama…biasa.
Format penulisan judul
seperti nomor 1 terlalu standar, tidak ada faktor X yang membuat orang
lain tertarik untuk membaca.
Sekarang kita lihat
judul kedua:
Ada kata-kata seperti
“praktis” dan “dalam 30 menit”.
Dari judulnya kita
bisa membayangkan bahwa artikel kedua punya nilai lebih dari artikel pertama.
Kalau saya cuma boleh baca 1 artikel, saya akan pilih yang kedua.
Judul pertama itu
ibarat makan tahu.
Judul kedua ibarat makan
tahu + kecap.
Manusia yang melakukan
pencarian di Google selalu ingin solusi terbaik dan termudah dari permasalahan
mereka.
Inilah yang harus kita
tawarkan.
Karena itu, di
judul harus ada “kecapnya”.
TAPI bukan hanya
judulnya saja…
Artikel anda juga harus
ada kecapnya.
Kalau anda
menulis seperti contoh di atas (tips praktis 30 menit), maka isinya juga
harus sesuai dengan judulnya. Jangan membohongi pembaca.
Oh ya, kita belum
bahas judul ketiga.
Intinya sih jangan
buat judul seperti nomor tiga.
Judul ketiga adalah
korban dari optimasi berlebihan dengan memasukkan kata-kata yang
terlihat heboh, padahal justru jadi aneh dibaca.
Ini tren konyol yang
sering dilakukan blogger Indonesia.
Jangan pernah gunakan
judul ke-3.
Untuk cara ngeceknya,
coba ucapkan judul tersebut. Kalau tidak lazim diucapkan, berarti judulnya
aneh, jangan digunakan.
Teknik pembuatan judul
sangat penting.
Bahkan karena
pentingnya maka saya membuat 1 artikel khusus yang membahas judul. Silahkan
baca 7 teknik pembuatan judul konten ini.
3. Artikel
anda tidak akan dibaca kata-per-kata, lakukan ini untuk mengakali
Saya tadi sempat
bilang ini:
Artikel di website
beda dengan buku.
Saat baca buku atau
koran atau majalah, kita memang sedang ingin fokus membaca.
Di internet tidak
demikian.
Di internet,
orang-orang ingin bergerak dengan cepat dari website A ke website B. Maka
mereka tidak akan membaca artikel kata per kata.
Anda pun juga pasti
sudah melewati sebagian besar tulisan di atas.
Ini wajar.
Pola pembaca ini
diberi nama F-shaped pattern, karena seperti huruf F.
Jadi mereka melakukan
scanning secara vertikal, kemudian ketika menemukan kalimat yang menarik
barulah mereka membaca secara horizontal.
Seperti terlihat dalam
gambar, sebagian besar orang hanya membaca lengkap di bagian atas. Semakin
ke bawah, semakin sedikit yang mereka baca.
Seperti huruf F kan?
Sebagai penulis, kita
ingin meminimalisir yang seperti ini.
Kita ingin supaya
mereka membaca selama mungkin.
Alasannya penting:
Semakin lama mereka
menghabiskan waktu di website anda, maka akan tercipta “ikatan” yang kuat
antara anda dengan pembaca.
Pembaca akan semakin
“cinta” dengan anda dan tulisan anda.
Untuk itu, ada 2 cara
untuk mengakali.
Jangan
ikuti saran dari guru Bahasa Indonesia
Sebuah paragraf sebaiknya terdiri dari
minimal 5 kalimat dan harus mengandung sebuah ide pokok. Kalau
tidak, saya beri nilai nol.
Itu waktu di sekolah.
Ini tidak bagus untuk
artikel di website.
Kenapa?
Karena paragraf yang
berisi terlalu banyak tulisan akan membuat mata lelah.
Karena itulah
sebaiknya satu paragraf untuk artikel website maksimal 3-4 baris (bukan
kalimat), dengan panjang horizontal tidak lebih dari 20 kata.
Selain paragraf
singkat, anda juga bisa menggunakan subheader untuk memotong atar bagian supaya
artikel anda jadi lebih “ringan”.
Terapkan inverted-pyramid (piramida
terbalik)
Mulai nulis itu susah.
Apa yang ditulis
duluan? Apa selanjutnya? Apakah ini perlu dibahas atau tidak?
Bingung.
Untungnya, ada suatu
metode yang bisa memperjelas kebingungan anda.
Metode piramida
terbalik.
Metode ini sering
digunakan oleh jurnalis untuk membuat berita yang menarik untuk dibaca.
Teknik ini akan kita
manfaatkan.
Bagian atas (depan)
artikel harus mengandung gambaran utama dari artikel anda dan alasan mengapa
mereka harus membaca artikel tersebut lebih lanjut.
Paham maksudnya?
Jadi di bagian awal
artikel mesti ada suatu informasi berupa “manfaat” dan “iming-iming” supaya
pembaca mau melanjutkan membaca sampai habis.
Lalu di tengah artikel
kita jelaskan lebih lanjut detailnya.
Butuh contoh?
Coba scroll sedikit ke
atas ke awal bagian metode ini.
Di awal saya
menjelaskan bahwa metode ini bisa membantu anda mengatasi kebingungan dan bisa
digunakan untuk membuat artikel yang menarik.
Itu manfaat dan
iming-imingnya.
Dengan demikian akan
semakin banyak pembaca yang akan melanjutkan membaca sampai akhir.
4. Ikuti
format berikut agar tulisan anda terbaca
Saya sering nemu artikel
seperti ini:
Topiknya menarik.
Tapi tulisannya SUSAH
dibaca.
Akhirnya meskipun
sepertinya menarik tapi jadi susah dibaca.
Coba deh, apa perasaan
anda kalau anda harus membaca artikel yang:
·
Hurufnya terlalu
kecil
·
Jarak antar barisnya
kecil
·
Menggunakan jenis font
yang sulit dibaca
Sebagus apapun isi
artikelnya, percuma kalau tidak terbaca.
Saya sering dengar
orang-orang berusia 40+ yang mengeluh ketika membaca artikel di depan
komputer, katanya terlalu kecil dan sulit dibaca.
Jangan menyiksa
mereka.
Gunakan font dan
ukuran yang mudah untuk dibaca.
Font-font seperti
Arial, Helvetica, Open Sans, Roboto, Georgia, merupakan font yang umum dipakai
di website, gunakan font seperti ini daripada yang tidak umum.
Kalau bingung, lebih
baik tidak usah gunakan font khusus.
Lebih jelasnya:
·
Gunakan font yang
mudah dibaca atau tidak usah gunakan font khusus kalau anda bingung
·
Ukuran antara
14-22px
·
Lebar horizontal
antara 480-720px
·
Line-height antara 1.5-2em
·
Margin di bawah
paragraf antara 1.5-2em
Itu secara tulisan…
…masih ada lagi.
Ini beberapa cara yang
bisa anda lakukan supaya artikel anda jadi lebih mudah dibaca:
1.
Gunakan banyak gambar
2.
Gunakan subheader
supaya artikel panjang menjadi bagian-bagian yang lebih kecil
3.
Gunakan list (seperti
ini)
5. Tingkatkan
kualitas dan bobot isi artikel anda
Akhirnya, kita masuk
ke inti utama dari artikel ini.
Bobot dan kualitas
adalah faktor utama penentu bagus-tidaknya artikel anda.
Semakin berbobot
artikel anda, maka pembaca semakin puas.
Masuk akal kan?
Enak mana baca 1
artikel dapat informasi yang lengkap atau baca 10 artikel yang isinya
sepotong-sepotong dan bikin bingung?
Enak yang pertama.
Untuk membuat artikel
berbobot yang bisa memuaskan pembaca anda harus melakukan riset.
Tapi masalahnya ini:
Artikel yang berbobot
hanya bisa dibuat oleh penulis yang paham betul mengenai topiknya.
Anda tidak akan bisa
menciptakan artikel yang berbobot tanpa mengerti apa yang dibahas dan hanya
bermodal contek sana contek sini.
Solusinya mudah…
Kalau anda bukan
seorang ahli dalam topik artikel yang akan anda buat, perbanyak waktu untuk
membaca artikel-artikel lain yang sejenis.
Kemudian gunakan metode KTP untuk membuat konten berkualitas.
Tahap riset ini sering
dilewatkan oleh blogger.
Oleh karena itu, sayangnya,
di Indonesia masih banyak artikel-artikel yang tidak berbobot.
Salah satunya contoh
berikut:
Artikel ini saya
temukan di Google, topiknya adalah “cara meningkatkan produktivitas“.
Coba perhatikan inti
dari artikel tersebut:
1.
Pengertian
produktivitas
2.
Pentingnya
produktivitas
3.
Bangun lebih pagi
4.
Miliki tujuan
5.
Belajar dari orang
lain
6.
Hindari merasa
kewalahan
7.
Ambil waktu
beristirahat
8.
Berdoa sebelum bekerja
Mari kita bedah satu
per satu inti dari artikel tadi (tanpa bermaksud menjelekkan penulisnya):
1.
Pengertian
produktivitas — Kalau seseorang mencari info tentang cara meningkatkan
produktivitas, mereka TIDAK perlu diberitahu apa itu pengertian produktivitas,
mereka sudah paham.
2.
Pentingnya produktivitas
— sama seperti nomor 1
3.
Bangun lebih pagi — ya
iyalah, ini sih sudah jelas
4.
Miliki tujuan — kalau
nggak punya tujuan ya sudah pasti tidak bisa produktif
5.
Belajar dari orang
lain — justru baca artikel ini karena mau belajar, kok malah disuruh belajar ke
orang lain lagi
6.
Hindari merasa
kewalahan — semua orang juga sudah tahu
7.
Ambil waktu
beristirahat — sama seperti nomor 6
8.
Berdoa sebelum bekerja
— kalau orangnya religius, berdoa memang bagus, tapi ini bukan langkah yang
bisa meningkatkan produktivitas
Sudah jelas?
Mari kita bahas lebih
lanjut.
Jenis artikel yang
umum di internet ada 2:
Informasi atau
panduan.
Kalau artikel berupa
panduan, isinya harus benar-benar bisa menjadi panduan.
Bukan sekedar bacaan…
…harus bisa langsung
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan.
(Contoh artikel tadi mestinya
sih panduan)
Artikel panduan yang
baik isinya dapat digunakan sebagai pedoman pegangan ketika pembaca akan
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan artikel tersebut.
Misalnya:
·
Resep makanan yang
bisa langsung dilakukan ketika mereka memasak
·
Panduan membeli HP
bekas yang bisa dijadikan panduan ketika membeli HP bekas
·
Cara meningkatkan
produktivitas kerja yang bisa langsung dilakukan untuk meningkatkan
produktivitas
Kalau kita cuma
memberikan informasi yang tidak berbobot (seperti contoh di atas), maka artikel
anda tidak bermanfaat.
Kembali ke contoh
artikel di atas.
Setelah membaca isi
artikel tersebut kira-kira apa yang dilakukan pembaca?
Apakah produktivitas
mereka meningkat?
Saya rasa mereka
langsung menutup tab browser tanpa melakukan apapun yang bisa meningkatkan
produktivitas, kemudian langsung lupa isinya dalam 10 menit.
Ada beberapa panduan
yang bisa anda baca setelah ini untuk menciptakan konten yang berbobot:
·
Metode KTP untuk membuat konten yang berkualitas
·
Strategi content marketing untuk bisnis
·
Membuat konten unggulan yang mampu mendapatkan backlink
Satu hal lagi yang
perlu anda ingat:
Artikel
berbobot biasanya lebih panjang, tapi artikel yang lebih panjang belum
tentu berbobot
Ada kesalahan fatal
yang sering dilakukan oleh penulis konten, yaitu menulis terlalu banyak
basa-basi karena ingin mendapatkan jumlah kata tertentu.
Ini gara-gara orang
bilang artikel panjang = bagus untuk SEO.
Tapi yang penting
sebetulnya bukan panjangnya, tapi bobotnya.
· Artikel A hanya dibuat
untuk sekedar mencapai jumlah kata tertentu tanpa memberikan manfaat
· Artikel B dibuat untuk
mengedukasi. Melalui proses riset dan perencanaan yang mendetail sehingga
hasilnya “berdaging”
Sadar atau tidak,
banyak penulis yang membuat Artikel A.
Karena mudah…
Tinggal basa-basi.
Untuk membuat artikel
B, anda mau-tidak-mau harus paham tentang topiknya. Kalau tidak, maka artikel
anda tidak akan bisa “mengajarkan” sesuatu kepada orang lain.
Karena itulah ikuti Metode KTP ini sebelum menulis
artikel.
Tapi
bagaimana kalau topiknya cuma bisa dibahas singkat?
Gampang:
Jangan
dipanjang-panjangkan.
Topik sangat
berpengaruh dengan panjang artikel.
Kalau topik yang anda
pilih memang sempit, maka artikelnya memang akan jadi pendek.
Tapi ini berlaku
sebaliknya juga:
Kalau topiknya besar,
jangan buat artikel yang pendek (karena malas). Ini jadinya artikel yang tidak
berbobot.
Atau kalau bisa,
pilihlah topik yang memang bisa dibahas jadi panjang. Karena rata-rata memang
artikel panjang mendapatkan hasil yang lebih bagus di search engine:
Ini gambar penelitian
yang menunjukkan bahwa artikel di halaman 1 Google saat ini rata-rata
panjangnya melebihi 2000 kata.
Saya simpulkan:
Kalau bisa, pilih
topik yang luas.
Lalu buat artikel yang
berbobot.
Tapi kalau memang
topiknya singkat, jangan dipanjang-panjangkan.
6. Temukan
dan gunakan keyword LSI
Sejujurnya saya belum
mau bahas yang ini…
…tapi banyak pembaca
yang protes, kenapa saya tidak bahas tentang SEO padahal ini panduan membuat
artikel website.
Oleh karena itu,
sekarang kita masuk ke teknikal SEO.
Ini salah satu tips
paling ampuh untuk membuat keyword yang bisa mendapatkan peringkat tinggi.
Ada 2 manfaat
menggunakan keyword LSI:
·
Mendapatkan peringkat
untuk berbagai long tail keyword
·
Meningkatkan relevansi
& rangking untuk keyword utama
Untuk anda yang belum
pernah mendengar istilah ini, mari kita bahas dulu…
…apa sih LSI?
Singkatnya, LSI
(Latent Semantic Index) adalah fitur yang diadopsi oleh mesin pencari seperti
Google supaya bisa mengerti maksud dari artikel.
Misalnya “Apple”.
Istilah Apple bisa
ambigu antara buah atau nama perusahaan.
Mesin pencari mampu
membedakan mana yang buah dan mana yang perusahaan dengan cara membaca
kata-kata yang mengelilingi kata utamanya.
Jadi kalau anda
mencari di Google dengan kata kunci “apple store”, maka Google paham yang
dimaksud bukan toko buah apel melainkan tokonya perusahaan Apple.
Tapi apa hubungan LSI
dengan SEO?
Begini…
Masih ingat teknik SEO
jadul tadi?
Mengulang-ulang
keyword untuk mencapai persentase tertentu.
Daripada seperti itu,
lebih baik manfaatkan keyword LSI untuk memberitahu mesin pencari bahwa artikel
kita relevan dengan yang diinginkan user.
Hasilnya, peringkat
anda akan jadi lebih baik.
Pembaca juga jadi
tidak merasa aneh.
Teknik ini juga jadi
lebih ampuh daripada SEO jadul (keyword density) karena kita tidak melakukan
banyak pengulangan kata kunci yang sama.
Tidak hanya itu.
Anda juga akan
mendapatkan rangking untuk berbagai variasi keyword LSI.
Mencari keyword LSI
tidak sulit. Lakukan pencarian di Google dengan keyword utama anda.
Dalam contoh ini saya
gunakan “belajar gitar”.
Inilah berbagai
variasi yang bisa anda gunakan.
Yang perlu anda
perhatikan sekarang adalah penggunaannya.
Anda bisa tulis
kalimat-kalimat yang menggunakan kata yang dicetak tebal. Tapi ingat,
kalimat-kalimat anda harus alami, menggunakan tata bahasa yang baik.
Ini contohnya:
Hari ini kita akan
belajar cara bermain gitar untuk pemula.
10 tahun yang lalu
saya pertama kali belajar bermain gitar secaraotodidak menggunakan suatu teknik yang sangat
efektif sehingga saya bisa jadi mahir dalam 6 bulan. Kali ini saya akan
mengajarkan teknik yang sama agar anda juga bisa jadi
mahir dengan cepat.
Silahkan persiapkan gitar akustik atau klasik. Pertama-tama, kita akan belajar
bermain melodi dari beberapa lagu mudah.
Ingat, anda tidak
perlu menggunakan semuanya.
Menggunakan sebagian
saja sudah cukup, yang penting masuk akal.
7. Lakukan
pemeriksaan tata bahasa dan ejaan
Kedengarannya sangat
sepele, tapi sebetulnya sangat penting…
…apalagi karena di
Indonesia kita sangat jarang menggunakan bahasa baku dalam kehidupan
sehari-hari.
Akibatnya, bahkan di
situs-situs berita pun banyak terjadi kesalahan.
Sepele memang, tapi
ketika terjadi kesalahan penulisan maka artikel anda langsung mendapatkan kesan
tidak profesional. Ini berbahaya.
Bayangkan kalau anda
mengunjungi sebuah website yang menjual produk seharga Rp 10juta, tapi ternyata
di kontennya banyak terdapat kesalahan penulisan.
“Gimana mau dianggap
serius, nulis aja nggak becus.”
Masalahnya lagi:
Untuk artikel
berbahasa Indonesia kita belum punya software yang mampu memeriksa kesalahan
tata bahasa (grammar). Hanya ejaan yang bisa kita periksa.
Jadi satu-satunya
solusi yaitu memeriksa secara manual.
Lakukan tahapan
seperti berikut:
1.
Tulis artikel anda
sampai selesai tanpa melakukan pemeriksaan
2.
Baca artikel anda
dengan suara (bukan dalam hati)
3.
Perbaiki setiap
kalimat yang terdengar janggal ketika diucapkan
Poin terpenting di
nomor 2.
Ada 2 alasannya…
Pertama, karena kalau
anda membaca dalam hati maka kesalahan-kesalahan kecil akan terlewatkan.
Kedua, saya yakin ini
pasti terjadi, di artikel anda akan muncul BANYAK kalimat-kalimat yang
terdengar aneh ketika diucapkan. Keanehan ini baru akan muncul kalau artikelnya
dibaca dengan suara.
Ketika membaca,
bayangkan anda sedang presentasi di depan umum atau sedang bercerita dengan
teman anda (tergantung jenis artikelnya).
8.
Lakukan optimasi on-page SEO lainnya
Lho katanya lupakan
SEO, kok bahas SEO lagi?
Saat menulis, lupakan
SEO. Tapi optimasi on-page SEO ini kita lakukan SETELAH artikel selesai
ditulis.
Lupakan SEO saat
menulis, ingat SEO lagi saat selesai menulis.
Proses SEO
ini tidak lama, paling-paling hanya memakan waktu 1 menit. Tapi banyak
orang yang terlalu pusing dengan ini dan mengabaikan yang lebih penting di
atas.
Maka dari itu, ini
saya bahas di akhir.
Meta
description
Meta description
terkadang akan muncul di hasil pencarian sebagai ringkasan artikel anda. Ini
bisa meningkatkan klik ke website anda apabila dimanfaatkan dengan tepat.
Hati-hati:
Kesalahan terbesar
dalam penulisan meta description adalah menumpuk terlalu banyak keyword.
Sebetulnya tidak perlu
menyertakan keyword….
…tapi kalau anda
memang ingin menulis keyword, jangan lebih dari 1.
Yang terpenting adalah
teknik penulisannya bagaimana anda bisa mengundang calon pembaca untuk
mengunjungi website anda.
URL
Umumnya URL website
akan muncul secara otomatis, dibuat sama dengan judul artikel anda. Tetapi
beberapa orang (seperti saya) lebih suka menggunakan URL yang dimodifikasi.
Tips dalam penulisan
URL:
1.
Mengandung keyword
utama
2.
Tidak terlalu panjang
3.
Usahakan tidak
mengandung preposisi
Gambar
Artikel tanpa gambar
itu membosankan.
Jangan mentang-mentang
karena menulis artikel, lantas anda merasa tidak perlu menyertakan gambar.
Entah karena malas atau alasan lain.
Jangan pula sekedar
untuk penghias.
Gambar dalam artikel
untuk menerangkan konsep yang susah dijelaskan hanya dengan tulisan.
Melihat lebih jauh,
ini manfaat gambar dalam artikel:
1.
Tingkat bacaan jadi
lebih tinggi (artikel dibaca lebih jauh)
2.
Share ke FB dan
Twitter meningkat 216% dan 110%
3.
Jumlah retweet meningkat 35%
4.
Jumlah share di
Facebook meningkat 85%
Dalam HTML, gunakan
atribut alt untuk gambar. Jika memang berhubungan dengan
gambarnya, gunakan keyword LSI dalam alt.
Link
ke halaman lain dan ke website lain
Apabila memungkinkan,
sertakan internal link ke artikel lain yang berhubungan dengan topik artikel
yang sedang anda tulis karena akan meningkatkan struktur website.
Selan internal link,
link ke website lain juga sangat penting.
Lihat alasannya
di penjelasan on-page SEO ini.
9. Sekarang
saatnya mencari pembaca
Banyak penulis artikel
website yang merasa setelah menekan tombol ‘publish’ maka tugasnya selesai.
Belum, tantangan
sebetulnya baru akan dimulai.
Di hari yang sama
ketika anda menerbitkan artikel, ada jutaan artikel lain yang juga diterbitkan.
Artikel anda tidak
akan ditemukan kalau tidak dipromosikan.
Kalau tidak ada
manusia yang membaca, maka Google tidak akan tahu kualitasnya sehingga artikel
anda tidak akan mendapatkan peringkat tinggi.
Jadi jangan puas dulu
setelah menerbitkan artikel.
Tidak cukup membuat
konten yang berkualitas kemudian ditinggalkan begitu saja. Anda harus
mendistribusikan artikel yang sudah anda tulis barusan.
Bahkan website yang
sudah sukses pun secara konsisten mempromosikan kontennya.
Distribusi yang tepat
akan meningkatkan jumlah pengunjung anda hingga berkali-kali lipat.
Ada beberapa tips
mendasar yang bisa anda lakukan untuk memasarkan konten:
1.
Beritahukan orang lain
di jejaring sosial dan situs komunitas (forum). Jangan spam, lakukan hanya
kalau ada yang membutuhkan info terkait
2.
Pasang tombol share di
setiap artikel untuk mempermudah pembaca sharing artikel
3.
Beritahukan ke akun
Twitter yang membahas topik serupa
Ketiga tips di
atas hanya yang paling dasar.
Menulis artikel
di platform online butuh lebih dari sekedar kemampuan
penulisan, sedikit banyak juga sebaiknya paham teknik-teknik SEO (search
engine optimization) sehingga tulisan yang dihasilkan mendapatkan rangking
yang baik di mesin pencari.
Walau begitu menulis
artikel yang SEO friendly tak harus menerapkan teknik SEO
secara membabi buta. Satu hal yang tak kalah penting adalah sisi natural
artikel. Sebab yang menjadi pembaca Anda adalah manusia, bukan mesin. Sehingga
artikel tetap harus berpatokan pada kaidah-kaidah penulisan yang baik dan
benar. Hanya saja dengan sentuhan teknik-teknik SEO.
Berikut adalah 4 tips
menulis artikel SEO friendly tanpa harus menanggalkan sisi
manusiawi dari artikel.
Saya asumsikan bahwa
Anda sudah memiliki kata kunci yang menjadi fokus artikel, misalnya spesifikasi
hp Xiaomi. Apabila Anda belum memiliki kata kunci dan belum tahu cara
mendapatkannya.
Terapkan kata kunci di
awal judul artikel
Setelah mendapatkan
kata kunci, misalnya tadi spesifikasi hp Samsung. Buatlah judul yang sebisa
mungkin diawali oleh kata kunci tersebut. Misalnya, spesifikasi hp Xiaomi Redmi
Note, Phablet Murah Spek Ciamik. Anda bebas memodifikasi dan mengkombinasikan
judul namun kata kunci usahakan tidak mendapatkan imbuhan atau awalan yang
membuat susunannya berubah.
Penempatan kata kunci
Setelah membuat judul
dengan kata kunci, berikutnya pastikan satu kata kunci berada di baris pertama
artikel. Sedikit informasi tambahan, hampir semua mesin pencari menampilkan
hanya 160 karakter pertama artikel di halaman hasil pencarian.
Jadi sangat
direkomendasikan meletakkan kata kunci di kalimat awal artikel. Jika Anda
menggunakan plugin SEO, teknik serupa sebaiknya juga diterapkan di kolom
deskripsi. Karena isi di dalam kolom inilah yang akan dibaca oleh mesin
pencari.
Selain itu, kata kunci
juga sangat disarankan untuk diletakkan di setiap paragraf. Namun cara ini
beresiko menghilangkan sisi natural dari artikel, sehingga penerapannya perlu
dikurangi terutama bila jumlah karakter dalam paragraf Anda lebih pendek.
Gunakan kata kunci dan
variasinya sebagai sub judul
Sub judul mempermudah
pembaca untuk menelaah setiap bagian-bagian artikel. Khusnya jika artikel
terdiri atas teks panjang dan mengulas lebih dari satu bahasan. Untuk bagian
ini, Anda isa menggunakan kata kunci yang disebut LSI keyword atau Laten
Semantic Keyword,merupakan kata kunci yang menyerupai dengan kata utama.
Misalnya tadi kata
kunci utama kita spesifikasi hp Xiaomi, LSI keyword-nya bisa spek
hp Xiaomi, fitur hp Xiaomi, teknologi hp Xiaomi dan lain-lain. Jika Anda sudah
mencoba panduan risetkeyword, Anda pasti dapat menemukan beberapa
kata kunci terkait yang bisa memberikan ide.
Perhatikan kedalaman
keyword
Salah satu cara yang
“diduga” dipakai oleh Google dalam menampilkan hasil pencarian di mesin pencari
mereka adalah dengan melacak dan menganalisa kedalaman kata kunci suatu kontenweb. Dengan
cara itu Google dapat menampilkan hasil pencarian yang relevan dengan apa yang
dibutuhkan pencari.
Yang ditampilkan oleh
Google adalah kata kunci yang porsinya tepat di mata mereka (mesin Google),
kata kunci yang dominan tapi tidak berlebihan.
Lalu berapa kedalaman
kata kunci yang tepat di mata Google? Pertanyaan ini sulit dijawab, tapi dari
pengalaman dan testimoni praktisi SEO untuk artikel sepanjang 300 kata
kedalamankeyword yang disarankan adalah 4 sampai 6 kali kemunculan
atau 1-2%. Jumlah ini tidak termasuk LSI keyword.
Untuk saat ini, tips
menulis artikel SEO friendly di atas masih dapat Anda
terapkan. Saya yakin untuk beberapa tahun ke depan pun masih berlaku mengingat
kata kunci merupakan bagian penting dalam cara kerja Google.
Itulah artikel tentang
Cara menulis artikel agar banyak yang baca semoga bermanfaat.
Baca lebih lengkap : http://panduanim.com/artikel-seo/
No comments :
Post a Comment